Lihat sebelumnya....Generasi langgas
atau yang biasa dikenal dengan generasi Y adalah generasi bebas. Langgas
diambil dari Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) yang berarti tidak terikat
kepada sesuatu atau kepada seseorang; bebas. Istilah ini diperkenalkan oleh OMG
Consulting yang dibuat oleh Yoris Sebastian. Yang termasuk ke dalam generasi
langgas adalah seseorang yang lahir sekitar tahun 1980-2000 (versi majalah Time).
Jika dikaitkan dengan usia maka yang termasuk generasi langgas adalah kita
yang berusia (16-36 tahun).
![]() |
Sumber Gambar: kompasianacom |
Generasi ini
besar dengan adanya kemajuan teknologi, informasi, kebebasan untuk memilih dan
lainnya. Tetapi kebebasan di sini adalah dalam koridor yang positif. Kenapa
bisa dikatakan generasi bebas? Karena besarnya peluang yang ada dan perubahan
sifat orang tua yang lebih supportif dibanding orang tua sebelumnya. Hal
ini kait erat hubungannya dengan Millenials di Indonesia. Yoris juga
menjelaskan, jika tahun 2015 jumlah millenials di Indonesia ada 84 juta orang
berdasarkan data dari Bappenas. Sedangkan jumlah penduduk di Indonesia mencapai
255 juta. Jadi kalau dipersentasikan, millenials ada sekitar 33% dari penduduk
Indonesia. Sementara jika kita melihat dari usia produktif yang ditentukan oleh
pemerintah yakni 16-64 tahun. Maka sebanyak 50% dari penduduk usia produktif
tersebut adalah millenials 16-36 tahun. Apa dampaknya? Dampaknya adalah
Indonesia saat ini mengalami bonus demografi atau proporsi penduduk produktif
lebih besar dibandingkan proporsi penduduk tidak produktif. Bonus demografi ini
memberikan potensi besar bagi perekonomian Indonesia.
Dalam konteks MEA
yang sudah dimulai pada 2016, peran millenials Indonesia bahkan lebih penting
lagi. Jumlah penduduk ASEAN (10 Negara) adalah 625 juta orang dan 40.3% di
antaranya orang Indonesia (255,5 juta orang). Dengan 84 juta millenials
Indonesia berarti 23% pemuda ASEAN ada di Indonesia .
Berdasarkan
data di atas, banyak sekali generasi langgas yang dimiliki oleh Indonesia.
Bonus demografi ini kalau dimanfaatkan dengan baik bisa menjadi keuntungan bagi
Indonesia, jika sumber daya yang dimiliki bisa berkontribusi bagi bangsa
Indonesia, begitupula sebaliknya, jika tidak bisa berkontribusi maka bisa
menjadi beban bagi Indonesia.Yoris juga dalam bukunya menjelaskan millenials
Indonesia terbagi menjadi 3 kelompok berdasarkan pain point. Kelompok
pertama adalah The Students Millenials yang lahir pada tahun 1993 hingga
2000. Tahun 2015 kelompok ini rata-rata berusia 15-22 tahun.
Kelompok kedua
adalah The Working Millenials yang lahir pada 1987 sampai 1993. Pada
tahun 2015 kelompok ini berusia 22 sampai 28 tahun. Kelompok ini mengalami boom
social media saat masuk SMA. Kelompok ketiga adalah The Family
Millenials, yaitu mereka yang sudah mulai berkeluarga atau mulai memikirkan
ke arah tersebut. Kelompok ini rata-rata berusia 28-35 tahun pada 2015. Mereka
adalah produk era reformasi karena pada tahun 1998 mereka baru saja lulus SMA
dan juga mengalami masa transisi dari analog menjadi digital pada masa SMA. Lanjutkan membaca....
Comments
Post a Comment