Sumber Gambar: dosenpendidikancom |
Pembangunan ekonomi yang berkualitas merupakan syarat mutlak stabilitas
pemerintahan dan kestabilan Indonesia. Pertumbuhan yang baik akan menyerap
tenaga kerja baru, baik formal maupun non-formal. Diluar paradigma yang
mengandalkan trickle down effect dalam
ekonomi seperti itu, generasi milenial dituntut menjadi aktor utama dalam
pembangunan ekonomi negara. Tidak lain menjadi enterpreneur.
Entepreneursip inilah yang akan membantu kita keluar dari
jebakan kekayaan SDA, sebab kita terpacu meningkatkan produktifitas dan nilai
tambah barang/jasa sehingga menghasilkan kualitas produk yang lebih mahal. Juga
mengurangi kerusakan alam akibat eksploitasi SDA. Sebab industrilisasi dan enterpreneur yang kita lakukan harus
punya orientasi mengolah, bukan sekedar eksploitasi. Pengeluaran mayoritas
generasi milenial yang mencapai Rp. 1.500.000,- sampai dengan diatas Rp.
2.000.000,- perbulan (Central for Strategic and International Studies (CSIC),
2017) bisa menjadi ceruk pasar yang sangat besar bagi produk dari sesama
generasi milenial. Akan sangat disayangkan jika ‘habis’ oleh produsen dan brand asing. Apalagi telah ditunjang
oleh mudahnya akses e-commerce, mulai
familiarnya social media marketing,
jasa pengiriman dan sistem rekening bersama.
Pembenahan generasi milenial dengan segala potensinya terhadap kedua
sektor tersebut akan berdampak signifikan pada proses pembangunan Indonesia.
Berdasar penulis, “Kemerdekaan,
perdamaian abadi dan keadilan sosial.” Sebagai misi strategis keberadaan
negara Indonesia akan tercapai jika prasyarat kedua subsistem sosio-politik dan
sosio-ekonomi tadi bisa dikritisi, dibenahi dan dibangun oleh generasi
milenial. Sebab keadilan sosial, kesejahteraan dan nikmat kemerdekaan tidak
akan terwujud sempurna jika masih ada penindasan dari yang ekonominya kuat ke mereka yang lemah (homo homini lupus), atau praktik politik 'main belakang' yang membodohi masyarakat.
Maka peran penting sedang menunggu generasi milenial, tinggal terus
optimis, kita sadar diri, sadar posisi dan orientasi pembangunan, sadar ancaman
dan peluang, juga sadar bahwa mau atau tidak mau, siap atau tidak siap, nasib
negara dan seluruh orientasi yang dirumuskan oleh para pendiri akan ada
‘ditangan’ kita, setidaknya 10 hingga 20 tahun yang akan datang. Buat Indonesia
bangga atas karya anak bangsa! Sehingga Indonesia tidak hanya negara yang
terkenal akan angka kemiskinannya, tetapi negara yang berperan aktif, menjadi
aktor utama dibalik kemajuan ekonomi-politik dunia.
|
Comments
Post a Comment