ESAI: BERAS SI-BOLING (MODIFIKASI BONGGOL PISANG DAN JAGUNG KUNING) SEBAGAI BAHAN PANGAN ALTERNATIF GUNA MEWUJUDKAN KETAHANAN PANGAN INDONESIA
KARYA: Ranti Ninda Kartika, Siswi SMAN 1 Badegan
“Dan apakah mereka tidak memperhatikan, bahwasanya kami menghalau (awan yang mengandung air ke bumi yang tandus, lalu kami tumbuhkan dengan air hujan itu tanaman yang daripadanya makan hewan ternak mereka dan mereka sendiri. Maka apakah mereka tidak memperhatikan?” (Q.S. As-Sajdah: 27)
Ayat di atas menjelaskan sebuah gambaran siklus produksi pemanfaatan sumber daya alam dari proses turunnya hujan, tumbuh tanaman, menghasilkan dedaunan dan buah-buahan yang segar setelah disiram dengan air hujan dan pada akhirnya dimakan oleh manusia dan hewan untuk konsumsi. Salah satu contohnya yaitu tanaman padi. Padi merupakan tanaman yang menghasilkan beras.
Beras adalah biji gabah yang bagian kulitnya sudah dipisahkan dengan cara digiling dan disosoh menggunakan alat pengupas dan penggiling serta alat penyosoh (Astawan dan Wresdiyati, 2004). Di dalam 100 gram beras terkandung 1.527 kJ (365 kkal) energi, 79 gram karbohidrat, 79 gram gula, 11,62 gram air, 7,13 gram protein, 0,12 gram serat pangan, 0,66 gram lemak, 0,070 mg thiamin (Vit. B1), 0,049 mg riboflavin (Vit. B2), 1,6 mg niasin (Vit. B3), 1,014 mg asam pantothenat (B5), 0,164 mg vitamin B6, 8 μg folat (Vit. B9), 28 mg kalsium, 0,80 mg besi, 25 mg magnesium, 1,088 mg mangan, 115 mg fosfor, 115 mg potassium, dan 1,09 mg seng (Sumber Data Nutrisi USDA, Dalam Wijaya et al. 2012).
IKUTI: LOMBA MENULIS ESAI TERBARU
Selama ini, beras menjadi salah satu bahan pangan utama sebagian besar penduduk Indonesia. Hal tersebut dikarenakan Indonesia adalah negara agraris, dimana sebagian besar penduduknya bekerja di bidang pertanian. Meskipun demikian, hingga saat ini negara Indonesia masih melakukan impor beras untuk mencukupi kebutuhan pangan masyarakatnya. Lalu, mengapa hal ini bisa terjadi? Apa faktor yang memengaruhi terjadinya impor beras?
Salah satu faktor penyebab terjadinya impor beras adalah keterlambatan panen musim rendeng. Panen musim rendeng menyumbang 60-65% produksi padi total tiap tahunnya (Sawit, 2000). Keadaan ini akan berpengaruh terhadap jumlah produksi beras dalam negeri. Lanjutkan membaca...
Comments
Post a Comment