ESAI: PUPUK CAIR CANGKESAH Sebagai Inovasi Pertanian Guna Mewujudkan Indonesia Sustainable Development Goals (SDGS) 2030
Penulis: Komang Andjani Putri (Siswi SMAN 1 Denpasar)
|
(Sumber:dosenpendidikancom) |
Sektor perekonomian di Indonesia
melaju semakin pesat di kancah internasional. Indonesia yang dijuluki sebagai
negara agraris membuat sektor pertanian dari negara ini menyumbangkan peranan
yang penting bagi kemajuan perekonomian. Perkembangan teknologi yang pesat pada
era globalisasi ini menciptakan suatu inovasi-inovasi dalam kemajuan segala hal
di bidang pertanian. Inovasi-inovasi ini tentunya memberikan
kemudahan dan keuntungan tersendiri bagi para
petani.
Inovasi produksi pupuk untuk
pertanian telah banyak dikenal oleh masyarakat. Pentingnya peranan pupuk dalam
kegiatan pertanian membuat pupuk diproduksi dalam jumlah yang besar dan dengan
waktu yang relatif cepat. Keoptimalan dampak suatu pupuk pada tanaman juga
menjadi tujuan masyarakat untuk menggunakan pupuk tersebut. Permintaan pasar
ini tidaklah mudah untuk dilakukan jika teknologi tidak membantu dalam
pembuatannya, maka dari itu muncullah pupuk tanaman yang diberi campuran
zat-zat kimia aktif dalam pembuatannya. Dampak dari pupuk kimia ini relatif cepat
dirasakan oleh media tanam tersebut, sehingga pupuk kimia ini sering kali
digunakan secara terus menerus oleh petani dengan dosis yang tidak teratur.
Dosis pemberian pupuk kimia yang
tidak tepat pada suatu tanaman akan menciptakan dampak yang negatif bagi lahan
pertanian tersebut ataupun bagi tanamannya sehingga akan merugikan petani itu
sendiri, ditambah lagi dengan adanya hama-hama lain pada lahan pertanian
tersebut akan menimbulkan kerugian yang semakin besar. Hama yang paling
memberatkan bagi petani yaitu salah satunya adalah keong sawah. Keong sawah
atau siput murbai (Pila ampullaceal)
merupakan salah satu jenis siput air tawar. Keong sawah menjadi salah satu hama
bagi petani karena keong ini dapat memakan tunas-tunas muda sehingga anakan
tanaman pun menjadi berkurang, selain itu keong ini dapat memakan tanaman pada
ukurannya yang masih 0,5 - 1 cm.
Banyaknya faktor yang dapat
mengurangi produksi pertanian membuat petani Indonesia harus dapat mencari
jalan keluar dari permasalahan tersebut. Sektor pertanian memiliki peranan yang
penting pada salah satu agenda PBB (Perserikatan Bangsa Bangsa) yaitu Sustainable Development Goals (SDGs)
2030. Pada agenda ini, masyarakat dari seluruh negara ditekankan untuk
melakukan pembangunan ekonomi yang mantap hingga tahun 2030 nanti. Terdapat 17 tujuan pada agenda ini, mulai
dari pendidikan, industri pada masyarakat hingga mengatasi kelaparan dan
kemiskinan.
Berdasarkan
pemaparan tersebut, penulis berinovasi untuk membuat pupuk yang terbuat dari
cangkang keong sawah dengan penulis beri nama yaitu pupuk cair ”CANGKESAH”
(Cangkang Keong Sawah). Pupuk ini terbuat dari cangkang keong sawah yang telah
kita ketahui bersama bahwa keong sawah merupakan salah satu hama pertanian yang
sangat merugikan bagi para petani. Pupuk cair CANGKESAH ini tidak mengandung
zat atau bahan kimia aktif karena dibuat melalui proses fermentasi dalam
pengolahannya. Menurut Positive Deviance
Resource Centre, cangkang keong sawah mengandung kalsium sebesar 217 mg dan
tinggi vitamin C yang sangat penting bagi pertumbuhan tanaman.
Bahan yang
diperlukan dalam pembuatan pupuk cair CANGKESAH ini yaitu 1 kg cangkang keong
sawah, 4 liter air cucian beras, 2 liter limbah air kelapa, 400 gram gula merah
atau gula putih, 4 liter air bersih, dan 160 ml aktifator atau mikroba. Alat-alat yang digunakan yaitu 1 buah ember plastik ukuran 20 liter,
1 buah botol bekas ukuran 1 liter, 0,5 m selang plastik kecil, alat penumbuk,
dan 1 buah saringan.
Pada pembuatan pupuk ini, hal pertama
yang harus dilakukan yaitu campur air cucian beras dengan 160 ml aktifator atau
mikroba dan endapkan semalam. Kedua, tumbuk cangkang keong sawah hingga lembut.
Ketiga, encerkan 400 gram gula merah
atau gula putih lalu campur dengan 4 liter air bersih dan 2 liter limbah air
kelapa dalam satu wadah. Keempat, campurkan seluruh bahan tersebut menjadi satu
dan aduk hingga rata. Kelima, tutup rapat ember dengan plastik dan diikat.
Berilah lubang seukuran selang pada bagian atasnya, kemudian masukkan selang
tersebut ke dalam ember. Hubungkan salah satu ujung selang dengan botol bekas
yang telah diisi air bersih dengan ukuran setengah dari botol tersebut.
|
Comments
Post a Comment